Ziarah ke Makam Sayyidah Nafisah, Cendekiawan Perempuan dan Guru Imam Syafi`i
Nafisah binti al-Hasan al-Anwar bin Zaid al-Ablaj bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib merupakan seorang ulama perempuan yang masyhur. Ia lahir di kota Makkah pada tahun 145 H. Ayahnya seorang ulama terkemuka pada masa Dinasti Abbasiyah dan menjabat sebagai Gubernur Madinah pada masa Khalifah Ja’far al-Manshur. Ayahnya dikenal alim dan cakap dalam urusan agama dan politik.
Walaupun terlahir dari keluarga yang kaya dan mulia, tidak lantas mejadikan sayyidah Nafisah haus akan kemewahan dan kekuasaan. Sebaliknya, ia dikenal zuhud, bersahaja, dan tidak silau akan kemewahan harta dan kekuasaan.
Sedari kecil ia sudah mencintai ilmu. Masa kecilnya ia habiskan untuk mempelajari hadis dan menghafal AL- Qur`an. Semakin hari Sayyidah Nafisah kian disibukkan dengan aktivitas belajar, terutama mendalami ilmu-ilmu al-Quran, hadis, fikih, dan cabang keilmuan Islam lainnya. Wajar jika pada kemudian hari, ia dikenal sebagai sosok alim yang kepakarannya diakui oleh para imam mazhab, dari Imam Syafii hingga Ahmad bin Hanbal.
Ia menikah dengan Ishaq bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir. Kemudian karna sebuah urusan ia mengikuti suaminya pindah dari kota Hijaz, Madinah ke kota Kairo, Mesir. Pada 26 Ramadan 193 H/808 M, Sayyidah Nafisah tiba di kota Kairo. Kabar kedatangannya menyebar luas ke berbagai penjuru, masyarakat menyambutnya dengan antusias. Setiap hari ratusan orang datang ingin bertemu untuk berbagai kepentingan, mulai dari meminta doa, bertanya tentang suatu permasalahan, hingga belajar tentang ilmu tertentu.
Orang-orang yang menemui Sayyidah Nafisah bukan hanya masyarakat biasa, melainkan juga para ulama terkemuka. Dikatakan, Imam Syafii sampai meminta waktu khusus untuk bertemu dengan Sayyidah Nafisah. Permintaan itu dipenuhi dan ia menyambut Imam Syafii di rumahnya dengan penuh keakraban. Pertemuan ini berlanjut dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya, dan terjadilah relasi guru-murid di antara keduanya.
Pada tahun 208 H (4 tahun setelah Imam Syafi`i wafat) Sayidah Nafisah wafat diusia 63 tahun dan dimakamkan di Kairo.
Seputar Bangunan Makam dan Masjidnya.
Makamnya terletak di Hay Khalifah, dulunya Madinatul Askar (Ibu kota Mesir ke-2 sebelum kairo dibangun). Makamnya berada di dalam masjid yang dinamai seperti namanya. Bangunan makam Sayyidah Nafisah dibangun oleh gubernur mesir Sarri ibn Hakam. Lalu pada tahun 482 H bangunan makamnya dipercantik oleh khalifah Al-Muntasir Billah masa Fatimiyyah dengan menambahkan kubah diatasnya.
Sedangkan masjidnya dibangun oleh Sultan an-Nasr Muhammad ibn Qalawun dari dinasti Mamalik Bahri pada tahun 1314 M. Lalu pada tahun 1765 M bangunan masjid dan makam direnovasi oleh Pangeran Abdurrahman kadkhuda masa kesultanan Usmani. Kemudia disempurnakan oleh Khedive Abbas Hilmi II tahun 1896 M.
Dari luar bangunan makam dan masjid tampak berdiri megah dan menawan dengan perpaduan arsitektur kubah corak fatimiyyah dan menara corak mamalik.
Dari kisah Sayyidan Nafisah kita bisa memetik pelajaran bahwa tidak hanya laki-laki yang bisa menjadi rujukan dalam keilmuan, tapi perempuan juga bisa menjadi rujukan keimuan bahkan menjadi rujukan para ulama besar. Dan banyaknya harta dan kemuliaan tidak lantas menjadikan sesorang tenggelam dalam gemerlap kemewahan, sebaliknya digunakan sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri dan menggapai ridha-Nya.