Keindahan Tradisi Maidaturrahman: Buka Puasa Gratis di Mesir yang Penuh Kasih Sayang

Buka Puasa Gratis di Mesir yang Penuh Kasih Sayang         

Apa yang lebih menyentuh hati daripada berbagi hidangan dengan sesama? Tradisi “maidaturrahman” mengajarkan kita bahwa meja makan bukan hanya tempat untuk mengisi perut, tetapi juga sebagai wadah untuk menebarkan kasih sayang.

Kata “maidaturrahman” terdiri dari dua kata dalam Bahasa Arab, yaitu “maidah” yang berarti meja makan, dan “Ar-Rahman” yang berarti Maha Pengasih. Penamaan tradisi ini diambil dari Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 114-115, di mana Allah Swt menurunkan “maidah” kepada Nabi Isa As sebagai bukti kebenaran untuk umat manusia. Sementara itu, “Ar-Rahman” yang berarti Maha Pengasih mengandung makna ajakan untuk menyebarkan kasih sayang antar sesama, yang menjadi tujuan utama dari tradisi maidaturrahman tersebut.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa tradisi ini pertama kali dimulai saat Mesir dipimpin oleh Ahmad bin Thulun, pendiri Dinasti Thuluniyah, pada pertengahan abad ke-9. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tradisi ini dimulai pada masa Dinasti Fathimiyah di bawah pemerintahan Al-Muizz Li Dinillah pada pertengahan abad ke-10.

Selama bulan Ramadhan, banyak hidangan berbuka puasa gratis yang dibagikan di Mesir kepada siapa saja yang menginginkannya. Jamuan berbuka puasa yang dikenal dengan istilah maidaturrahman ini biasanya dilakukan di tenda-tenda yang didirikan di sepanjang jalan utama di ibu kota Kairo. Tenda kain bercorak khas Arab tersebut biasanya berisi belasan hingga puluhan kursi, bahkan ada yang mencapai ratusan. Di tempat ini, hidangan buka puasa gratis akan dibagikan kepada siapa saja yang datang.

Untuk mendapatkan maidaturrahman, seseorang harus duduk di salah satu kursi yang disediakan, karena jumlah makanan yang disediakan disesuaikan dengan jumlah kursi yang ada. Artinya, siapa saja yang duduk di kursi tersebut pasti akan mendapatkan hidangan. Sementara yang tidak kebagian kursi tidak akan mendapatkan makanan, kecuali jika ada kelebihan porsi.

Menu berbuka puasa gratis ini cukup bervariasi, mulai dari takjil, roti, nasi khas Arab, hingga lauk seperti ayam, ikan, dan daging kambing. Selain maidaturrahman, banyak warga Mesir yang juga berdiri di tepi jalan, perempatan, dan lampu merah untuk membagikan takjil, seperti kurma, jus kemasan, atau air mineral.

Selama Ramadhan, rumah-rumah, toko-toko, dan perkantoran di Mesir dihiasi dengan lampu warna-warni yang berkelap-kelip, serta lentera-lentera indah, sebagai tanda bahwa bulan suci Ramadhan telah tiba. Karena bulan Ramadhan sering kali bertepatan dengan musim panas, banyak anak-anak bermain di malam hari karena udara yang lebih sejuk. Suasana malam di bulan Ramadhan jauh lebih ramai dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Kategori: Berita