Awal Maret lalu, Pemerintah Mesir mengumumkan bahwa mulai ada warga negaranya yang ikut terjangkit virus Corona (Covid-19). Dengan mulai mewabahnya virus yang awal mula berasal dari kota Wuhan China ini, tentu memunculkan dampak bagi warga setempat, mulai dari khawatir, panik dan waspada. Dampak tersebut tak ayal juga dirasakan oleh mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir.
Jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir, menurut data lapor pendidikan di Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Cairo per bulan Februari 2020 berjumlah 5902 orang, yang sebagian besar adalah mahasiswa di Universitas Al-Azhar dan hampir semuanya bertempat tinggal di kota Cairo.
Dipanggil dengan sebutan “Corona”
Diawal kemunculan virus Corona (Covid-19) di Mesir, karena adanya kesamaan bentuk wajah dan postur tubuh antara orang China dengan orang-orang Asia lainnya termasuk Indonesia, membuat stigma orang Mesir terhadap orang Asia termasuk Indonesia kurang baik.
Sempat terjadi “pelecehan” dari sebagian orang Mesir dengan memanggil orang Asia dengan panggilan “Corona”. Disamping itu sebagian orang Mesir kerap menuduh bahwa orang-orang Asia-lah yang membawa virus Corona tersebut masuk ke Mesir dan menganggap seolah-olah semua orang Asia positif Corona.
Kuliah libur hingga ujian sementer diundur
Seiring pesatnya peningkatan penyebaran virus Corona (Covid-19) di Mesir, membuat pemerintah setempat secara bertahap mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ini.
Mulai dari meliburkan semua kegiatan sekolah, talaqi dan perkuliahan, menutup destinasi wisata, ziarah, café dan restoran, hingga menutup segala aktivitas bandara, masuk dan keluar Mesir.
Rozy, salah seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar menuturkan bahwa sejak kejadian Corona ini, sebagian besar mahasiswa Indonesia di Mesir (kemudian di sebut: Masisir) secara disiplin mengikuti arahan dari pemerintah dan otoritas kesehatan setempat, serta himbauan dari KBRI Cairo untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah.
“Dengan tutupnya segala aktivitas kuliah dan talaqi, sebagian besar Masisir tinggal di rumah atau asrama saja. Ada yang menyibukkan diri dengan membuat konten di media sosial, murajaah dan menghafal al-Qur’an, hingga belajar mempersiapkan ujian semester genap,” terangnya.
Lebih lanjut, Rozy menjelaskan bahwa ujian sementer genap yang sedianya dilaksanakan mulai 9 Mei, diundur hingga 30 Mei 2020.
“Ujian semester genap mulanya terjadwal akan mulai dilaksanakan pada 9 Mei 2020, tapi kemudian Universitas Al-Azhar mengumumkan bahwa semua ujian semester akhir diundur menjadi tanggal 30 Mei,” jelasnya.
Kondisi kesehatan Masisir
Terkait kondisi kesehatan Masisir, Rozy menjelaskan bahwa Masisir secara umum dalam kondisi baik dan hingga saat ini belum ada yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona.
“Alhamdulillah Masisir dalam keadaan baik, dan sampai sekarang tidak ada yang positif Corona, hanya saja ada yang sedang flu dan batuk, tetapi itu hanya karena pengaruh cuaca”,
“Al-Azhar sendiri selalu mendorong para mahasiswanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit universitas, disamping itu apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, hotline KBRI juga standby setiap saat.” lanjutnya.
Sempat tersebar Kabar Masisir terjangkit corona
Sebelumnya, sempat tersiar kabar yang menyatakan bahwa ada salah seorang Masisir yang tinggal di asrama Madinatul Buuts (asrama yang disediakan oleh al-Azhar bagi mahasiswa yang mendapat beasiswa penuh) dinyatakan positif virus corona selepas mengikuti perjalanan ke daerah Luxor-Aswan Mesir.
Namun pada tangga 16 Maret 2020, melalui edaran resmi hal tersebut diklarifkasi oleh Dewan Pengurus Forum Pelajar Indonesia Buuts (FPIB) dengan mengatakan bahwa isu tersebut tidak benar, dan sampai saat ini, seluruh warga Indonesia yang berdomisili di Madinatul Buuts dalam keadaan baik.[]
Rehlata
Penting, Baca Juga:
Seleksi Masuk Universitas Al-Azhar Mesir Tahun 2020 Ditengah Wabah Corona??